Kamis, 23 Juni 2011

SENI SUNDA CALUNG

Calung


Jika ditinjau dari hasil karya seni, kata “calung” memiliki dua arti, yaitu sebagai alat karawitan (waditra) dan sebagai Seni Pertunjukan.

Pengertian Calung, sesuai dengan apa yang dikemukakan dalam Kamus Umum Basa Sunda, terbitan Lembaga Basa dan Sastra Sunda, artinya “tatabeuhan tina awi guluntungan, aya nu siga gambang, aya nu ditiir sarta ditakolannana bari dijingjing”.

Bahan baku pembuatan calung mempergunakan bambu. Bambu yang biasa dipergunakan untuk membuat calung adalah bambu wulung atau dikenal nama awi wulung yang berwarna hitam atau putih.

Berdasarkan modelnya, calung memiliki ragam bentuk dan jenisnya, diantaranya : Calung Rantay, Gambang Calung, Gamelan Calung dan Calung Jingjing yang saat ini banyak dikenal oleh masyarakat dengan nama Calung saja.

Perangkat calung jingjing dalam bahasan Sarasehan Seni Calung Jawa Barat yang diselenggarakan pada tahun 80-an terdiri dari: Calung Melodi disebut “kingking”, Calung Angkob Panyemen disebut “panempas”, Calung Pangiring disebut “Jongjrong”, Calung Kolotomik disebut “Gonggong” dan Kosrek atau Kolotok yang merupakan alat tambahan. Semua waditra diatas merupakan satu kesatuan dalam seni pertunjukan Calung.

Teknik baku atau dasar membunyikan Calung adalah dipukul dengan mempergunakan alat pukul (ditakol). Tangan kiri memegang sematnya dan tangan kanan memukul batang-batang calung sesuai dengan nada yang diinginkan. Bagian yang dipukul adalah bidang depan (beungeut), sedangkan yang dipukulny pas di tengah-tengah antara ujung puhu dan lubang simpul pada bagian congo.

Ada beberapa motif pukulan dalam memainkan calung, yaitu: dimelodi, dikeleter, dikemprang, diraeh, dicaruk, dirincik, diracek, salancar dan dikotrek.

Oleh karena itu persiapan dalam penataan materi pertunjukan Calung harus direncanakan sebaik-baiknya. Para pemainnya juga harus kreatif dalam upaya meningkatkan keterampilan (skill), serta kemampuan dalam wawasan seni pentas. Harus diperhitungkan pula dengan matang mengenai situasi dan kondisi masyarakat yang akan dihiburnya. Hal lain yang lebih penting selain unsur hiburan, pada dasarnya pertunjukan calung dapat dijadikan alat komunikasi yang mengandung beberapa aspek antara lain penerangan dan pendidikan.*****

diambil dari blog
http://www.sundanet.com/?p=26

Tidak ada komentar:

Posting Komentar